Tuesday, April 28, 2015

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu

Kecamatan Nanga Silat Kab. Kapuas Hulu, 22 April 2015 dilaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat yang dilaksakan oleh Tim Ahli Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat , dalam kegiatan ini yang hadir terdiri dari Pak Camat, Kepala Puskesmas, Kapolsek, Danramil, seluruh kepala Desa di Kecamatan Nanga Silat, Seluruh Kepala Rukun Tetangga, Tokoh Agama, tokoh Masyarakat, petugas kesehatan setempat serta keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa.

Acara tersebut terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu terdiri dari pertama-tama adalah kata sambutan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Nanga Silat oleh bapak H. Abang Syahdan , dilanjutkan kata sambutan oleh Ketua Rombongan dari Tim Ahli Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat yaitu Utin Titin Agustinah, SKM.

Dan selanjutnya Kata sambutan dan sekaligus membuka acara oleh Bapak Camat Nanga Silat Kab. Kapuas Hulu yaitu beliau mengatakan bahwa rujukan yang dilakukan saat ini belum terlalu memihak kepada masyarakat




Beliau menginginkan bahwa penanganan untuk pasien dengan gangguan jiwa pada saat dirujuk menggunakan ambulance yang tersedia, hal ini dapat membantu masyarakat  disekitar kecamatan, karena masyarakat di sini tergolongan ekonomi menengah ke bawah, selain itu mengenai fasilitas sangat terbatas tidak sesuai dengan , tidak puas dengan kebijakan pemerintah pusat.

Mengenai ODGJ yang tidak memiliki keluarga, keluarga yang terlantar sebenarrnya tidak dibebankan oleh Dinas Sosial saja seharusnya dinas kesehatan juga terlibat di sini, bapak camat sangat berharap adanya koordinasi antara lintas sector seperti Dinas Sosial dengan Dinas Kesehatan serta Pemerintah Daerah Setempat.

Bapak Camat sangat berterima kasih dengan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat ini, karena kegiatan seperti ini baru pertama kali dilaksanakan di daerah ini. Persentasi dilaksanakan selama15 menit oleh masing-masing narasumber yaitu dr.Pascanus Togatorop dengan tema Skizofrenia dan kegawatdaruratan Psikiatrik oleh Romi Arif Rianto, S.Psi, Psikolog dengan tema Penanganan Gangguan Jiwa dalam Keluarga, setelah itu dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab.

Di buka dua sesi pertanyaan :
Sesi Pertama

  1. Petugas kesehatan bertanya yaitu apa perbedaan halusinasi dengan kesurupan danbagaimana penanganannya di puskesmas ?
  2. Bagaimana menghilangkan stigma negative pada masyarakat tentang gangguan jiwa?
  3. Ruslan, keluarganya sudah pernah di bawa ke RSJ dan sembuh, di bawa pulang tapi tidak mau minum obat lagi dan akhirya kambuh, apa yang harus dilakukan dengan kondisi penderita yang gemas, gelisah dan gaduh? 

Sesi Kedua
  1. Nanang. Masyarakat Desa setunggal bertanya tentang , ada tetangganya yang memiliki keinginan tetapi keinginanya tidak terpenuhi dan akhinya mengamuk. Apakah ini termasuk dalam gangguan jiwa? 
  2. Mardian, seorang seorang nenek umur 60 tahun ada gangguan misalnya melihat foto wanita dia menganggap itu anaknya, perilaku suka mencuri. Kadang-kadang tidur dengan sapi juga , beberapa orang merasa terganggu. Bagaimana menangani nenek ini agar tidak menggangu lagi masyarakat setempat ?
  3. Nanjar Ada seseorang pulang dari Malaysia ada gangguan jiwa kemudian di bawa ke RSJ, namun setelah pulang tidak ada perubahan jika dirujuk kembali apakah ada kemungkinansembuh kembali?
  4. Kasu, ada warga desa Surabaya sejak kecil pendiamumur 17 atau 18 tahun sempat pacaran sampai usia 35 tahun, ketika pacarnya menikah dengan orang lain perilakunya seperti frustasi, suka berkhayal, namun keluarga tidak ada respon untuk menanganinya, bagaimana cara menanganinya? Dan apakah putus cinta itu bisa menyebabkangangguan Jiwa ?

Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada masalah-masalah yang timbul terkait dengan gangguan jiwa di Masyarakat, dari masalah-masalh tersebutlah maka dilaksanakan pendidikan kesehatan jiwa masyarakat ini. Akhir kata kegiatan di tutup dengan acara berfoto bersama dengan peserta.

Monday, April 20, 2015

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat Di Kabupaten Bengkayang

Bengkayang, 8 April 2015 dilaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa, dalam rangkaian acara pertama-tama yaitu kata sambutan oleh ketua  rombongan  yang diwakili oleh bapak Suwarno, SSit selaku Kepala seksi Pelayanan Medik sekaligus koordinator Tim.

Kata sambutan  dan  sekaligus membuka acara oleh Pak Andoi, SKM, MM selaku Kepala Seksi Matra dan Bencana mewakili Kepala Dinas Kesehatan Bengkayang dengan isi dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesembuhan penderita dengan gangguan jiwa, upaya kesehatan jiwa dilaksanakan dengan upaya promotif, preventive dan kurativ. Dengan terus mengaktifkan partisipasi aktif oleh berbagai pihak akan dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa. Sebelum masuk kedalam acra materi yaitu dilaksanakan pembacaan do’a.

Persentasi dilaksanakan selama15 menit oleh masing-masing narasumber yaitu dr.Pascaria Togatorop dengan tema Gangguan Psikosis dan dilanjutkan oleh dr.Tiurma Sinaga dengan tema skizofrenia dengan onset masa anak-anak, setelah itu dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab.

Sesi Pertama
  1. Lukas, dusun kec.bengkayang kab.Bengkayang …anak sakit bulan 8 2012 tidak bisa menulis dan saya tidak di beritahu, di cek ke RS serukam hanya dibilang kekurangan kalsium, smp skrng penyakitnya agak berat sampai memegang benda juga bergetar, bicara bagus ditanya menjawab tapi kadang seperti kehabisan batrai…apa jenis penyakit yang dialami anak saya?

    Jawab : dr.Tiurma…hrs dilakukan pemeriksan fisik secara lanjut, jika memang penyakit jiwa maka akan dilakukan pengobatan lanjut ke RS atau bahkan Rumah Sakit Jiwa karena dapat dikonsulkan pada dokter jiwa dan dokter spesialis syaraf
  2. Jupet,..jl.basuki rahmat anak yang sakit martopo, msk RS 1 minggu bln 2..lalu baik,lalu pulang ke rumah tak mau makan obat, tapi suka kambuh-kambuh, nagaimana yang harus saya lakukan untuk anak saya.

    Jawab : dr.Pascaria : sampai rumah harus terus memberi minum obat bagaimana juga caranya, dan di bawa berobat ke RSJ lagi, jika tidak minum obat maka akan kambuh penyakitnya.
  3. Paulina,  pemegang matra di Puskesmas Kab.Bengkayang, obat apa yang harus kami sediakan di Puskesmas, karena obat di Puskesmas Terjangkau dan bagaimana tindakan kami selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan obat.

    Jawab: Suwarno, SSit…dimohonkan untuk Dinas Kesehatan Bengkayang berkoordinasi dengan RSJ untuk penyetokan obat di Puskesmas-puskesmas Bengkayang.Pak andoi : akan menindaklanjuti untuk memasukan bahan di rapat rutin, dan menghimbau n pada Puskesmas-puskemas untuk melakukan pendataan pasien Jiwa di Kab.Bengkayang sehingga dapat dipersiapkan obat-obat apa yang harus di stok.

Sesi Kedua
  1. Ferli Dedek dari Dinsos Bengkayang, ada kejadian di masyarakat pada keluarga muda yaitu selang berapa lama melahirkan terindap penyakit jiwa, bagaimana pencegahan untuk anak yang dilahirkannya terkait dengan pemberian ASI.

    Jawab : dr.Pascaria: untuk pemberian ASI tidak masalah, namun untuk anaknya menderita gangguan jiwa kemungkinan bisa terkena penyakit yang sama seperti ibunya. Dr. Tiurma..dipantau perkembangan anaknya per 6 bulan sekali ke tempat kesehatan terdekat, dan dilakukan
  2. Esti dari BPJS kesehatan, mungkin bisa dilakukan di Kota Singkawang dan Kabupaten Sambas,dan Kab Bengkayang. apakah di mungkinkan pasien yang sudah stabil dan bisa obat jalan, apabila ada dilakukan rujuk balik maka akan  memanfaatkan dokter-dokter Puskesmas untuk memantau pasien tersebut, maka BPJS dapat membantu dalam program Rujuk balik dan melakukan koordinasi terhadap Puskesmas-Puskesmas

    Jawab : di RSJ lagi di usahakan memberikan Rujuk balik, namun form nya belum ada.
  3. Kartini, kelurahan Sebalo. Anak saya dulu masih kecil, sekarang sudah 1 tahun, dulu suka membenturkan kepalanya di sekolah juga dapat rangking, waktu masih kecil aktif. Apa anak itu akan mempengaruhi jiwa anak tersebut? Untuk BPJS di masyarakat yang tidak terdaftar di BPJS utuk berobat harus daftar ke BPJS sementara mereka tidak mampu, biasanya minta surat keterangan tidak mampu, di lurah hanya meberikan keterangan tdk mampu untu pendidikan sementara untuk kesehatan tidak, dan apakah ada kelanjutan Jamkesda? 

    Jawab :dr.Tiurma…sebaiknya anaknya dibawa kontrol dulu untuk kejiwaan nya, ke Rumah Sakit Jiwa.Dr.ESti (BPJS) peserta ada dua yaitu untuk peserta mampu dah tidak mapu, jika yang tidak mampu ada berkas-berkas yang menyatakan tidak mampu, dan itu akan di usulkan ke Kemnsos dan diteruskan ke Kemenkes lalu ke BPJS kesehatan. Jika mekanisme Jamkesda itu koordinasi dengan daerah masing-masing.



Monday, March 16, 2015

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Di Kabupaten Mempawah

Mempawah, Pada tanggal 11 Maret 2015 telah dilaksanakan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat oleh Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat RS Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Singkawang.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Utin Titin Agustinah, SKM sebagai ketua rombongan dan dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah yaitu ibu dr. Hj. Armaeni, M.PH.

Selaku kepala Dinas Kesehatan beliau sangat menghargai dan senang atas kedatangan rombongan penyuluhan kesehatan jiwa Masyarakat dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat. Beliau mengharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini dapat mengatasi masalah khususnya terkait dengan kesehatan jiwa.

Para peserta yang turut hadir dalam kegiatan ini yaitu terdiri dari: Camat Sungai Pinyuh dan Segedong karena terkait dengan banyaknya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berkeliaran di wilayah kerjanya, dari Kepolisian, Dinas Sosial, Kepala-kepala Puskesmas,
perwakilan dari Penyelenggara BPJS.
Sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah, Ibu dr. Hj. Armaeni, M.PH
Sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah, Ibu dr. Hj. Armaeni, M.PH
Ketua rombongan didampingi oleh narasumber, dr. Pascaria dan dr. Suliana
Ketua rombongan didampingi oleh narasumber, dr. Pascaria dan dr. Suliana
Salah satu peserta mengajukan pertanyaan

Salah satu peserta mengajukan pertanyaan


Ibu Kepala Dinas juga menyebutkan bahwa tema pertemuan kali ini yaitu “Sosialisasi Kesehatan Jiwa dan Koordinasi Penanganan Kesehatan Jiwa di Kabupaten Mempawah” Beliau juga menyatakan bahwa masalah kesehatan jiwa yang ada di Kabupaten Mempawah ini terjadi terutama di Kecamatan Sungai Pinyuh dan Segedong banyak ditemukan Orang Dengan Gangguan Jiwa yang berkeliaran di jalanan.

Kabupaten Mempawah sudah mengeluarkan dana hampir 1 Miliar untuk memecahakan masalah kesehatan jiwa yaitu untuk membantu Orang Dengan Gangguan Jiwa yang belum memiliki keanggotaan di BPJS.

Narasumber yang dihadirkan pada kegiatan penyuluhan di Kabupaten Mempawah ini antara lain dr. Suliana dan dr. Pascaria Novianti Togatorop. Mereka memberikan penyuluhan dengan materi yang berjudul Gangguan Jiwa dan Skizofrenia. Para peserta sangat antusias dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terdiri dari: gejala skizofrenia apa saja, penanganan gangguan jiwa, bagaimana jika tetangga ada yang mengalami gangguan jiwa dan masih banyak lagi.

Depresi Pasca Persalinan

Penyebab depresi yg terjadi sebelum & sesudah kelahiran kurang begitu diketahui. Masing-masing wanita mempunyai kemungkinan yg berlainan, tapi gabungan dari berbagai tekanan hidup dengan unsur fisik, hormon & sosial dapat memicu depresi.

Depresi pasca kelahiran bayi berbeda dengan ‘kesedihan  pasca bersalin’. Hingga 80% wanita mengala-mi ‘kesedihan’ yg cenderung me-muncak pada hari ke-3 s.d. ke-5 seusai bersalin & disebabkan oleh perubahan hormon saat bersalin. Si ibu sering merasa berlinang & kewalahan beberapa hari.

Perlu disadari bahwa depresi ini bisa diobati. Anda bisa kembali sembuh jika diberi pengobatan yg tepat misalnya obat, nasihat, dukungan dari saudara dan teman serta waktu.

Selama kehamilan & awal pengasuhan, ada wanita yg merasa:

Marah, Tertekan, Bersalah, Bingung, Waswas, Kesal. Pilu dan Kuatir

Beberapa wanita mengutarakan:

'Saya selalu ingin menangis …'

'Tak bisa memusatkan perhatian. Rasanya tak bisa berbuat apa-apa …'

'Kok berperasaan buruk padahal bayi saya ini cantik?'

'Saya bingung dan tak punya tenaga.'

'Saya cape … pake banget, tapi tak bisa tidur.'

'Minat orang hanya tertuju kepada bayi … bukan ke perasaan saya.'

'Saya tidak ingin ketemu orang.'



Bila Anda sering mengalami aneka perasaan ini, barangkali Anda menderita depresi pasca persalinan. Depresi pasca persalinan mengganggu hidup wanita dalam saat penting & dapat berdampak ke bayinya, keluarga dan hubungan suami isteri. Tingkat depresi bagi ayah juga menanjak pesat dalam tahun seusai kelahiran bayi.

Tanda dan gejala depresi ini antara lain:

· Kehabisan tenaga/kebanyakan gerak.

· Tidak bisa tidur walaupun Anda mempunyai kesempatan.

· Menangis tak tertahan & mata terasa berlinang.

· Menyadari bahwa perasaan Anda amat cepat berubah.

· Sangat judes/peka thd bunyi & sentuhan.

· Senantiasa berpikiran negatif.

· Tiba-tiba merasa tidak mampu.

· Tiba-tiba takut/gugup.

· Tak bisa memusatkan perhatian.

· Lebih sering lupa.

· Rasa bingung & bersalah.

· Kehilangan nafsu seks/kegemaran lainnya.

· Merasa kuatir & sendiri tetapi tdk ingin bersama orang lain.

· Makan amat sedikit atau amat banyak.

· Merasa tak mampu menguasai.

· Asyik dgn pikiran yg menghantui & mengerikan.

· Terlintas pikiran menyakiti diri/bayi Anda.

· Kehilangan kepercayaan & harga diri.

· Tak mampu bersenang-senang.

Perasaan sedih secara terus menerus yg diikuti dgn beberapa perasaan di atas selama sedikitnya 2 minggu barangkali menunjukkan depresi klinis, & memerlukan penilaian & pengobatan lebih lanjut.



Penyebab Depresi Pasca Persalinan

·        Hubungan Keluarga (Perceraian, Kematian, Pindah rumah, Pernikahan, Anak atau anggota keluarga pindah rumah atau 'keluar rumah'.

·        Kesehatan (terluka atau jatuh sakit, adanya keluarga yg sakit).

·        Pekerjaan atau Keuangan (berganti atau kehilangan pekerjaan, suami mulai atau berhenti bekerja, hutang atau kehilangan rumah)

Ada pula beberapa unsur kemungkinan utama yg dapat membuat wanita lebih rentan terhadap depresi sebelum maupun sesudah kelahiran. Diantaranya:

· Riwayat depresi sanak saudara.

· Pernah kena depresi sebelumnya.

· Hubungan buruk dengan suami atau tak bersuami.

· Kurang dukungan dari orang-orang dekat.

· Masa kanak-kanak yg sulit atau tak bahagia.

· Kerumitan lahir bagi si ibu atau bayinya.

· Kelahiran dini atau lambat, maupun kelahiran kembar.

· Perasaan negatif kepada si bayi atau ikatan dengannya terbatas.

· Kesehatan bayinya bermasalah.

· Bukan bayi yang diharapkan (rupa, kelamin).

· Ibu terpisah dari bayinya.

· 'Bayi sulit' (perangai, kebiasaan tidur, ulah bila disusui).

· Desakan sosial ekonomi.

· Kehamilan tak direncanakan.

· Pernah mengalami pelecehan atau penganiayaan seksual.







Pengobatan

Ada beberapa pilihan bagi wanita yg mengalami depresi pasca persalinan. Sebagai langkah pertama kami sarankan untuk konsultasi kepada dokter, bidan, perawat Puskesmas, dokter kandungan atau petugas kesehatan lainnya.



Pilihannya termasuk:

· Konseling pribadi.

· Psikoterapi

· Konseling Pasangan (Suami-Istri)

· Kelompok Pendukung

· Obat-obatan

· Rawat Inap



Kiat untuk Bagi Ibu Pada Masa Kehamilan & Awal Pengasuhan.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan para ibu & suaminya guna memudahkan pengalaman hamil & menjadi orang tua:

Bagi sang Bunda

· Banyak hal berubah selama kehamilan & perubahan bisa menekan. Ketahuilah hal ini & bicarakanlah.

· Rencanakanlah mendapatkan bantuan tambahan dgn meminta suami/saudara untuk menemani di rumah dlm 2 bulan pertama.

· Dengan suami bicarakanlah perubahan dlm hidup Anda dgn kedatangan bayi serta penyesuaiannya, misalnya cara berbagi pekerjaan rumah tangga.

· Coba hindari kejadian besar dlm hidup (pindah rumah, ganti pekerjaan) dlm bulan-bulan pertama setelah bayi lahir/sewaktu hamil tua.

· Berbagi keprihatinan dgn seorang yg Anda percayai.

· Periksakan kesehatan Anda secara teratur.

· Percayalah akan keputusan Anda serta ingatlah, seraya menyesuaikan diri dgn peran baru semuanya akan menjadi lebih mudah.

· Lanjutkan sifat bergurau Anda!

· Sedari awal ikutsertakanlah suami dlm penjagaan bayi.

· Bila bayi tidur, cobalah juga ikut tidur atau beristirahat.

· Berkenalan dgn perawat Puskesmas setempat atau kelompok ibu untuk memperluas dukungan.

· Carilah seorang yg handal & bisa dipercaya menjaga bayi agar dpt meluangkan waktu dgn suami.

Bagi si Ayah

· Anjurkanlah isteri Anda untuk mendapat bantuan profesional bila perlu, serta menemaninya.

 · Sadarilah keadaan sehat & walafiat Anda sendiri & mintalah bantuan profesional jika sampai merasa depresi.

· Berilah keyakinan & dukungan kepada isteri.

· Secara aktif ikut serta menjaga bayi Anda.

· Penuhlah dgn pengertian akan kebutuhan isteri & sesuaikanlah pengharapan terhadapnya.

· Terimalah uluran bantuan dari orang.

· Rencanakanlah waktu berkumpul bagi suami-isteri & lakukanlah kegiatan menggembirakan seperti sebelum bayi lahir.

· Sadarilah bahwa dorongan seks wanita sering menurun setelah bayi lahir.

· Tunjukkan rasa sayang & perhatian Anda tanpa pamrih.



Ada yang bisa Anda lakukan …

Banyak wanita merasa malu bila tak mampu menguasai & beranggapan sebenarnya hal ini adalah saat paling menggembirakan dalam hidup. Bila ada sesuatu yang tidak benar,Anda perlu mengakuinya serta sadar bahwa meminta bantuan & mengungkapkan perasaan pilu, waswas, marah atau bingung itu tidak keliru.

Depresi pasca persalinan bukanlah sesuatu yg selalu bisa Anda lewati sendiri. Yang paling sulit adalah meraih & meminta bantuan. Selebaran ini akan membantu menjejakkan langkah pertama menuju penyembuhan. Ingatlah, depresi pasca persalinan adalah suatu keadaan yg dapat diobati serta Anda bisa sembuh.


Carilah seorang profesional berpengalaman di bidang kesehatan jiwa dlm kaitan dgn kelahiran bayi. Banyak dokter bersedia memberi nasihat/surat pengantar, bila perlu. Bertanyalah kpd wanita kenalan Anda tentang pengalaman & cara menguasai masalah kehamilan & pengasuhan mereka. Begitu pula ke mana mereka mencari bantuan & dari siapa.

Carilah seorang (teman, saudara, rekan kerja) yg mau mendengarkan secara mendukung tanpa mengadili & yg kiranya memahami yg Anda alami tempat Anda bisa merasa aman & bertanya.

Friday, May 23, 2014

Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat

Pembukaan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Di Balai Karangan, Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau pada tanggal 20 Mei 2014 dilaksanakan di Aula Kecamatan Sekayam. Acara dibuka oleh Camat Sekayam yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan yaitu Y. Eko Suhendra,

S.Sos menyampaikan harapannya agar pemerintah dan Dinas Kesehatan memberikan prioritas lebih terhadap penanganan masalah gangguan kesehatan jiwa. Kegiatan ini menurutnya sangat positif karena masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang terjadi tidak hanya di Sanggau, Kalbar maupun Indonesia namun juga terjadi di seluruh dunia. Berbagai faktor bisa mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang dan perlu mendapat perhatian.



Terutama karena Kecamatan Sekayam dan Entikong berdekatan dengan perbatasan negara Indonesia – Malaysia. Isu-isu tenaga kerja Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa sekembalinya dari Malaysia masih menjadi pembahasan utama. Masalah utama dalam penanganan gangguan jiwa di Kecamatan Sekayam adalah koordinasi dengan dinas terkait serta transportasi ke layanan kesehatan jiwa.

Dalam sambutannya koordinator tim Keswamas RS Jiwa Provinsi Kalbar Utin Titin A., SKM  menyampaikan profil dan kondisi RS Jiwa Provinsi Kalbar saat ini. Upaya promosi dan pencegahan yang dilakukan oleh RS Jiwa Provinsi Kalbar melalui Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat adalah melakukan koordinasi ke berbagai kabupaten/kota serta masing-masing dinas sosial, dinas kesehatan, puskesmas dan instansi terkait lainnya.


Penyuluhan dengan narasumber dr. Pascanus L.P. Togatorop ini memaparkan tentang gangguan jiwa berat yang dialami hampir sekitar 90% pasien di RS Jiwa Provinsi Kalbar. Penyaji memaparkan mengenai definisi skozifrenia beserta ciri-ciri atau karakteristiknya, faktor-faktor penyebab, gejala-gejala, klasifikasi serta penanganan dan penatalaksanaannya.

Diskusi yang dilakukan setelah penyajian dari narasumber menampilkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta antara lain tentang penyebab utama gangguan jiwa berat, manajemen medikasi setelah pasien kembali ke rumah, insomnia yang berlangsung lama, apakah gangguan jiwa bisa disebabkan oleh hewan ternak, fobia dan prosentase gangguan jiwa yang disebabkan oleh tekanan lingkungan seperti ujian nasional, mencari sekolah atau caleg yang gagal menjadi anggota DPRD.

Peserta lain memberikan usul pembentukan lembaga sosial di tingkat desa yang khusus atau fokus pada isu gangguan kesehatan jiwa. Narasumber dengan koordinator tim Keswamas dan anggota tim lain yaitu Romi Arif R., S.Psi Psikolog bergantian menjawab satu


per satu pertanyaan dari para peserta yang hadi dari berbagai instansi di Kecamatan Sekayam seperti RumahSakit Pratama, puskesmas, kelurahan, tokoh masyarakat maupun orangtua penyandang gangguan jiwa.Penyuluhan yang dimoderatori oleh Stefanus Sriyatno ini ditutup dengan rekomendasi bahwa kegiatan penyuluhan dan koordinasi masih perlu dilakukan antara RS Jiwa Provinsi Kalbar dengan Kecamatan Sekayam  dan terutama dengan Kabupaten Sanggau serta dinas terkait.